Konfigurasi mesin depan dengan penggerak belakang (RWD) telah lama menjadi pilihan desain untuk banyak kendaraan, terutama karena keseimbangan dan distribusi berat yang lebih baik yang ditawarkannya. Namun, seperti semua desain, RWD juga memiliki kelemahannya. Artikel ini akan membahas secara komprehensif kelemahan-kelemahan tersebut berdasarkan konstruksi sistem RWD.
Efisiensi Penyaluran Tenaga
Sistem RWD mengalami kerugian mekanis selama proses penyaluran tenaga dari mesin ke roda belakang. Ini disebabkan oleh jarak yang lebih jauh yang harus ditempuh oleh tenaga mesin, yang melibatkan penggunaan batang penghubung (propeller shaft) dan differensial.
Kelemahan:
- Kerugian tenaga: Tenaga mesin tereduksi karena harus melewati beberapa komponen tambahan seperti as kopel dan gardan belakang.
- Biaya perawatan: Komponen tambahan ini menambah biaya perawatan dan potensi kerusakan.
Distribusi Berat dan Traksi
Meskipun RWD memberikan distribusi berat yang lebih seimbang saat berkendara normal, hal ini bisa menjadi kelemahan saat berakselerasi atau menanjak.
Kelemahan:
- Kehilangan traksi: Saat akselerasi atau menanjak, bobot kendaraan berpindah ke belakang, membuat roda depan mudah kehilangan traksi.
- Understeer: Kendaraan cenderung understeer atau sulit berbelok karena bobot yang bertumpu di depan.
Kompleksitas dan Bobot
Sistem RWD cenderung lebih kompleks dan berat dibandingkan dengan sistem penggerak roda depan (FWD), yang dapat mempengaruhi efisiensi bahan bakar dan performa.
Kelemahan:
- Bobot kendaraan: Konstruksi RWD menambah bobot keseluruhan kendaraan.
- Kompleksitas desain: Desain yang lebih kompleks berpotensi menambah biaya produksi dan perawatan.
Kesimpulan
Meskipun sistem RWD memiliki beberapa kelemahan, penting untuk diingat bahwa pilihan sistem penggerak sangat bergantung pada kebutuhan dan preferensi penggunaan kendaraan. Kelemahan-kelemahan ini dapat diminimalisir dengan desain dan teknologi yang tepat, serta pemilihan jenis kendaraan yang sesuai dengan kondisi penggunaan.